Tak Lupakan Engkau, Tuan?

Tuan, salam kepadamu. Baik-baik sajakah, Engkau?

Masih segarkan ingatanmu. Ingatkan Engkau, bagaimana moyang kami berpaling dari Tuan-tuannya terdahulu. Tuan yang bersenjatakan petir, bersenjatakan godam, cakra, berkalung ular, dan pusaka lainnya. Ingatkan Engkau bagaimana moyang kami menghabisi Tuannya itu?

Moyang-moyang kami telah menghabisimu, Tuan yang dulu. Namun, sangat disayangkan mereka secara picik ingin menjadi Tuan yang baru. Menggantikan tempatmu. Mereka memang picik, Tuan. Kami tahu Kaupun berpikir begitu. Kamipun malu atas tindakan leluhur kami terdahulu.

Tuan leluhur, salam kepadamu. Baik-baik sajakah, Engkau?

Terimakasih telah membuktikan pada kami, bagaimana caranya menghabisi. Bukti nyata bahwa kami memang bisa mengenyahkan Tuan. Tuan leluhur yang menggantikan Tuan terdahulu, tahukah kalian bahwa sekarang kamipun telah menghabisimu?

Tuan yang sekarang, betapa kami bosan terkekang. Betapa jenuh kami dibatas-batasi. Dibeda-bedakan sesuai keyakinan kami. Kami tau Engkau takkan lupa pada alasanmu, mengapa menjadikan kami bangsa yang bisa memberontak, sekaligus mewarisi sifatmu yang menghakimi. Siapkan Kau, bila kami memberontak? Siapkan Kau, bila kami menghakimi?

Maafkan kami Tuan, nyatanya kami memang lancang.

Tak takut lagi ketinggalan

Daftarkan email Anda untuk berlangganan nawala.
[email protected]
Langganan