adityawarmanfw

Surat Buatmu, Ann

Malam ini aneh sekali, Ann.

Buat Ann,

Malam ini aneh sekali, Ann. Ia seperti sebuah sesame — semacam simsalabim — yang membukakan sebuah pintu.

Bukan, ini bukan pintu dalam cerita Ali Baba. Tak ada empat puluh penyamun di dalamnya, yang ada hanyalah harta karun(?) berserakan. Tanpa malam ini, yang menjadi sesame, mestinya pintu itu tak terbuka, Ann. Tapi malam ini ia terpaksa terbuka, begitu saja.

Di mana para penyamun yang sedang sibuk menghitung harta itu? Baiknya kau masa bodoh saja, tak usah terlalu kau pusingkan, karena aku pun bukan Ali Baba dalam seribu satu malam. Kendati begitu, meski tak ada para penyamun yang akan membuka pintu, ada baiknya lekas kau rampungkan membaca surat ini, Ann. Tentu saja agar kita bisa segera menghitung butir-butir harta karun yang berceceran.

Bertele-tele memang aku ini. Harap maklumi saja Ann, karena aku memang tak pandai menulis, apalagi bicara. Dan kau tahu itu.

Barangkali malam ini jadi aneh sekali bukanlah semata kebetulan, Ann. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan itu terjadi. Mungkin ia menjadi sesame sebab sebuah buku, Ann. Sebuah buku terjemahan, tentang seorang wanita. Dan hebat sekali penerjemah ini, namanya Sekar Palupi. Kenal kau, Ann? Buku yang diterjemahkan adalah karya klasik Leo Tolstoy, dengan judul — yang lucunya — mirip sekali dengan namamu, “Anna Karenina.”

Mengapa Sekar ini kuanggap hebat adalah karena dia, bisa menerjemahkan buku setebal kurang lebih seribu halaman dengan huruf kecil-kecil, menjadi hanya setipis dua ratus halaman dengan huruf besar-besar. Kan hebat kan dia, Ann?

Anna Karenina menceritakan tentang cinta yang buta, Ann. Klise memang. Dan kredo “Cinta itu Buta” sudah pasti kau bosan mendengarnya. Tapi, Tolstoy seorang penulis yang hebat. Cinta buta dalam cerita ini adalah cinta buta dalam artian yang sebenarnya. Cinta Anna benar-benar buta, Ann. Sebenar-benarnya buta. Bila ada familimu yang berpikir untuk melangsungkan pernikahan, ada baiknya kau suruh mereka membaca buku ini, Ann. Atau kau sendiri sudah mulai berpikir untuk menikah? Jangan terburu-buru, Ann — bacalah karya Tolstoy ini dulu.

Anna Karenina membuktikan bahwa pernikahan, Ann, bukanlah sesuatu yang final. Bukan tanda akhir sebuah pencarian. Tapi sekalipun bukan sebuah akhir, tampaknya pernikahan memang asik, Ann. Tentu saja asik ini kudapat dari cerita kolegaku yang sudah kawin, Ann. Bahagia betul cerita mereka, membuatku bosan. Seperti kata Tolstoy, “Semua keluarga bahagia, berbahagia dengan cara yang sama.” Tak menarik Ann, cerita tentang sesuatu yang membahagiakan. Tak menarik.

Aku sendiri sering menghadiri acara pernikahan. Aku suka mendengarkan langgam Kebo Giro yang ditabuh ketika pengantin laki-laki mendatangi calon istrinya, temu manten, dalam istilah Jawa.Sebuah komposisi gamelan yang indah, Ann. Membius. Mendesakkan sukma ke kolong langit. Kau pasti nantinya juga suka, Ann. Karena ketika kau mendengarnya, saat itu juga kau akan melihat masa depanmu, Ann. Melihat calon suamimu datang!

Sebagaimana yang kau tahu juga Ann, banyak pernikahan yang bobrok setelah waktu berselang. Pernikahan juga bisa bubar. Dan dari yang kudengar, Tuhan membenci pernikahan yang berujung pada perceraian. Betulkah itu, Ann? Pantaskah orang dibenci oleh Tuhan hanya karena orang tersebut berhenti mencintai pasangannya dalam pernikahan? Atau jika ia ingin terus mencari, menemukan cintanya yang sejati? Aku rasa tidak. Kan Tuhan Maha Pemurah kan, Ann? Perceraian akhirnya tetap halal, Ann. Walau aku sendiri tak tahu betul kenapa ia nampaknya dihinakan.

Jangan, jangan kau bosan dulu dengan suratku, Ann. Sudah kubilang aku tak jago menulis. Dan jangan kau lupa, aku bukan Kartini yang begitu hebat surat-suratnya itu!

Kau mungkin bertanya-tanya, apa hubunganmu dengan buku Anna Karenina. Selain nama yang mirip, sosok Anna ini banyak memiliki kemiripan denganmu, Ann. Kecantikannya yang menghipnotis banyak laki-laki, keberaniannya, dan lain-lainnya, banyak sekali kemiripan. Maaf, bukan maksudku membandingkanmu dengan sosok tak nyata, tapi nyatanya, memang banyak kemiripan, Ann.

Sepertimu, ia menyukai petualangan, menyukai tantangan, Ann. Sepertimu juga, Ann, ia adalah sebuah kekacauan. Kekacauan yang indah, cantik. A Beautiful mess, kata orang Barat. Tolstoy, sengaja mempertemukan Anna dengan seorang lelaki bernama Vronsky pada waktu dan tempat yang salah. Dan Tuhan, aku tahu Ia sedang mencontoh Tolstoy, telah mempertemukan kita dalam tempat dan pada waktu yang keliru. Sengaja Ia barangkali. Sengaja seperti ketika Ia sengaja menciptakanmu ketika Ia sedang tersenyum dan menyeduh kopi.

Denganmu yang begitu mirip Anna Karenina, maka barangkali aku adalah Vronsky. Ya, barangkali akulah Vronsky — si raja tega — minus ketampanannya.

Bulan aku menulis surat ini adalah Februari, Ann. Februari ini juga yang barangkali mempengaruhi malam sehingga malam menjadi aneh sekali. Ingatkah kau apa yang terjadi ketika Februari, beberapa tahun yang lalu, Ann? Ketika kita diam-diam merayakan sebuah hari yang disebut hari kasih sayang, valentine. Terimakasih, Ann. Aku tak lupa tiga batang cokelat yang kau beri. Juga beberapa hal yang tak bisa diceritakan di sini. Biar malam menjadi saksi, kan katamu, Ann?

Dalam waktu dan tempat yang keliru, Ann, kita bertemu. Seperti Anna dan Vronsky itu. Dan seperti Vronsky, aku mencintaimu. Tanpa alasan. Seperti Vronsky juga, aku tega meninggalkan pasanganku. Dan kau Ann, kau seperti Anna. Kau tahu apa yang kulakukan. Tapi kau tak peduli. Kau ajarkan padaku, atau bahkan pada tiap orang, bahwa mencintaimu membutuhkan keberanian, Ann. Ketegaanku membuatku merasa bersalah, tapi — seperti Anna — kau mengajarkanku bahwa “hidup itu sendirilah yang harus dimusuhi.”

Setelah semua itu, Ann, seperti Anna juga, tiba-tiba kau pergi dari hadapan Vronsky. Hilang. Anna telah mati dalam cerita Tolstoy, tapi kau masih hidup, tapi seolah tak mengenal. Dan ini lebih aneh daripada yang dirasakan Vronsky, Ann. Mestinya kau tahu itu…

Tapi sudahlah, lupakan. Kau sudah lupa. ‘Tempora mutantur et nos mutamur in illis’ waktu berubah, dan kita berubah dalam waktu. Kalau saja bukan karena malam yang aneh sekali ini.

Tabik.