Membaca This Earth of Mankind
Membaca Bumi Manusia dengan cara agak ugal-ugalan.

dengan cara agak ugal-ugalan
SAYA TAHU Bung tak akan bisa dengar, tapi saya tetap akan mengatakannya, demi alasan moral: Bung Pram, saya mohon maaf karena pertama kali membaca karyamu, Bumi Manusia waktu itu, saya baca dalam versi cetakan bajakan seharga 15.000 rupiah.
Tiga seri selanjutnya — saya tak punya cukup uang waktu itu untuk membeli — saya pinjam dari seorang dosen baik hati. Dan, agak memalukan, dari tetralogi itu, saya akhirnya hanya sanggup membeli Bumi Manusia. Itu pun sekarang tidak berada di tangan saya. Saya tinggalkan hampir semua buku saya di Bandung. Dan sekarang di hari-hari yang penuh kebrengsekan ini, saya menyesal karena tidak membawa satu saja buku Anda ke tempat saya sekarang. Toko buku terlalu mahal untuk saya sekarang, yang mana tak jauh beda dari tiga empat tahun lalu.
Itu juga salah satu alasan mengapa saya bilang hari-hari ini penuh kebrengsekan, tentunya di antara alasan lain seperti bagaimana mungkin di kota dengan kepadatan penduduk 150 jiwa perkilometer persegi ini, tak ada satu pun yang ingin saya temui? Juga bagaimana mungkin satu-satunya penjual kopi yang lumayan di kota ini adalah seorang saingan dalam soal percintaan di masa remaja? Brengsek memang. Mungkin itu yang betulan dinamai badai dalam segelas kopi, ya, Bung?
Lalu karena hal-hal itulah kemudian saya mencari tulisan-tulisan Bung di internet. Dan saya menemukan hal-hal yang bagus. Esai-esai Bung, hasil wawancara, berita tentang Bung, ada yang menyimpannya dengan rapi di satu alamat yang dinamai Prampage. Diunggah dalam layanan situs google, yang artinya ia akan berumur panjang setidaknya sampai kawan-kawan berhasil mengalahkan kapitalisme.
Hal itu tentu menyenangkan. Saya baru selesai baca semua yang bahasa Indonesia dan merasa sedikit lebih segar. Lalu saya lanjut iseng lagi mencari nama Bung di dalam libgen. Ada beberapa buku Bung dalam Inggris dan Indonesia di sana. Tentu saja saya tak tahan untuk tidak mengunduh. Saya tahu Bung membenci hal ini dan untuk itulah saya minta maaf. Sekali lagi, maaf.
Kupilih terjemahan buku Pram berjudul This Earth of Mankind yang kuunduh versi digitalnya dalam format epub. This Earth of Mankind adalah terjemahan dari Bumi Manusia — buku yang paling bertanggung jawab atas bagaimana aku berproses menjadi manusia. Buku yang selalu kusebut pertama-tama bila ada teman yang bertanya tentang bahan bacaan.
Dengan format digital, berarti juga aku telah bersepakat untuk membaca buku dengan melewatkan proses-proses romantisnya: tiduran di kursi sambil mengangkat satu kaki pada sandaran kepala, sambil meminum kopi di warung sambil juga sesekali berhenti membaca untuk ngobrol dengan penjualnya, juga tentu saja tanpa mencium aroma kertas yang menyenangkan.
Tapi tak mengapa. Kan memang romantisme tak pernah diperlukan dalam hari-hari penuh kebrengsekan?
Bumi Manusia, pendek cerita, adalah buku yang paling kusuka. Ada kira-kira enam atau tujuh pos di blog ini membahas seputar buku itu. Pengalamanku membacanya, cerita tentang Minke dan Bunda, tentang Annelies, dll. Bumi Manusia, Pram — tak akan pernah habis dibahas.
Dan sekarang dalam tulisan ini, aku masih ingin membahasnya lagi.
Kemarin kurampungkan membaca halaman demi halaman Gadis Pantai dalam gawai dengan mata berair. Itu juga layarnya juga sudah kuulik sehingga tak terlalu memancarkan warna biru yang bikin mata sakit. This Earth of Mankind lebih tebal dari Gadis Pantai, dan aku masih menyayangi mataku — meski juga jarang sekali makan wortel.
Karena itu sekarang aku akan mencoba membaca This Earth of Mankind tanpa membolak-balik halaman.
Bagaimana, Nyo?
Aku akan coba membacanya dengan menggunakan analisis jaringan teks.
Pertama kali aku dengar tentang metode pengolahan teks ini adalah saat seorang kakak tingkat di kampus menggunakannya untuk penelitian tentang persepsi kualitas merek perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Analisis jaringan teks memungkinkan kita membuat graf visualisasi dari teks yang ada untuk mengidentifikasi struktur, melakukan analisis kuantitatif, kategorisasi, deteksi komunitas, dlsb. Aku sendiri pernah memakai analisis jaringan sosial untuk menyelesaikan tugas kampus.
Analisis jaringan sosial adalah studi yang mempelajari tentang hubungan individu atau unit sosial lainnya untuk mengetahui ketergantungan perilaku yang berhubungan dengan hubungan sosial. Hubungan tersebut digambarkan dalam simpul dan ikatan.
Simpul merupakan aktor dalam suatu jaringan dan ikatan adalah garis yang menghubungkan satu simpul dengan simpul yang lain. Dalam analisis jaringan teks, yang menjadi simpul adalah kata. Dan ikatan adalah garis yang menghubungkan antara kata yang satu dengan yang lain.
Buku dalam format epub itu mula-mula kuubah ke format teks polos (.txt) dan kumasukkan dalam Textexture yang menyediakan layanan gratis untuk mengubah data teks menjadi graf.
Algoritme Textexture pertama-tama bekerja dengan menghilangkan kata penghubung dan kata-kata yang sering muncul tapi tidak mempengaruhi konteks sebagai bagian dari praproses data untuk mengurangi derau.
Langkah kedua adalah pemotongan kata kembali ke bentuk dasarnya, dan dilanjutkan dengan ransformasi huruf besar dalam teks menjadi huruf kecil.
Untuk kemudian mengubahnya menjadi data graf, Textexture bekerja dengan cara memindai seluruh teks dengan aturan dua celah kata. Ukuran celah kata menunjukkan seberapa besar aturan kedekatan antar kata untuk dapat membentuk sebuah hubungan.
Ketika ada dua kata yang muncul, algoritme akan melakukan pengecekan apakah pasangan kata tersebut sudah tersimpan. Jika belum, maka sebuah ikatan baru akan disimpan, dengan kata pertama sebagai sumber dan kata kedua sebagai target dengan nilai bobot 1. Jika sudah ada dalam penyimpanan, maka bobot ikatan akan ditambah 1. Semakin banyak kombinasi kata berhubungan itu muncul, maka semakin besar pula bobot ikatannya.
Ketika pemindai sampai pada akhir paragraf, ia akan meloncat ke paragraf selanjutnya sehingga kata terakhir dari paragraf sebelumnya tidak terikat dengan kata pertama dari paragraf selanjutnya sehingga struktur spasial dari teks bisa diterjemahkan ke dalam bentuk graf.
Dalam proses selanjutnya, aturan ditingkatkan menjadi lima celah kata. Jika aturan dua celah kata memberikan gambaran struktur umum dari teks, maka lima celah kata akan memberikan hasil yang lebih detil pada gambaran umum yang telah dibangun sebelumnya.
Kemudian, graf yang dibangun oleh Textexture itu kuunduh dalam format .gexf untuk diproses menggunakan Gephi.

Di atas adalah visualisasi graf dengan algoritme tata letak Force Atlas 2. Algoritme ini mendorong simpul-simpul yang memiliki hubungan paling banyak menjadi berjauhan, sekaligus juga menarik simpul-simpul yang terhubung pada gugusan di sekitarnya.
Mengapa simpul “annelies”, “mama”, “native”, “people”, “minke”, berukuran lebih besar dibanding yang lain? Itu karena ukuran simpul ditentukan berdasarkan perhitungan sentralitas keantaraan. Dalam perhitungan, simpul-simpul itulah yang memiliki nilai paling tinggi. Ukuran sentralitas keantaraan pada tiap simpul menunjukkan seberapa sering simpul tersebut muncul di antara dua simpul acak mana pun dalam jaringan. Makin tinggi, berarti makin berpengaruh sebab ia berfungsi sebagai titik persimpangan antar simpul dalam jaringan.
Yang membedakan sentralitas keantaraan dengan besar derajat (jumlah ikatan yang dimiliki simpul) adalah, sebuah simpul mungkin saja punya jumlah ikatan yang tinggi dalam suatu gugus, tapi memiliki jumlah ikatan yang sedikit pada gugusan lain. Jika seperti itu maka sebuah simpul akan memiliki pengaruh yang tinggi di gugusnya sendiri, tapi akan kurang di gugus lain jika dibandingkan dengan simpul lain yang memiliki lebih sedikit ikatan tapi menjadi simpul yang menghubungkan beberapa gugus sekaligus.
annelies-mama-native-people-didnt-eye-minke

Dapat dilihat dari graf dan tabel di atas, bahwa kata “annelies” memiliki ukuran sentralitas keantaraan paling tinggi, yang berarti, kata “annelies” merupakan kata sentral dalam keseluruhan teks This Earth of Mankind.
Kata selanjutnya adalah “mama”. Nilai sentralitas keantaraan dan derajat menunjukkan bahwa kata tersebut juga menjadi kata sentral di dalam teks, di samping kata “annelies”.
Kata “people” memiliki nilai sentralitas keantaraan lebih tinggi daripada kata “minke”, tapi memiliki nilai derajat yang lebih sedikit. Ini menunjukkan jika kata “minke” memiliki pengaruh penting dalam gugusnya, yang membentuk konteks yang spesifik. Kata “minke” tak memiliki peran yang lebih besar dan penting daripada kata “people” dalam keseluruhan teks This Earth of Mankind.
Untuk memahami konteks dari teks, maka diperlukan algoritme untuk mendeteksi komunitas-komunitas dalam jaringan berdasarkan modularitas. Perhitungan dilakukan untuk menentukan bahwa simpul yang memiliki ikatan lebih erat dengan simpul yang lain daripada keseluruhan jaringan adalah simpul yang tergabung dalam komunitas yang sama.
Setelah menghitung modularitas dengan metode Louvain, jaringan terbagi menjadi tiga komunitas besar, dengan persentase 35%, 34% dan 31%. Visualisasinya bisa dilihat dalam graf di atas.
annelies-mama-native-people-didnt-eye-minke
Angka-angka di atas menunjukkan bahwa sepertinya pos ini akan dilanjutkan lagi kapan-kapan.