Chat wassap sama Prima
facebook tahu kebersamaan kami, dan sekarang kamu juga

facebook tahu kebersamaan kami, dan sekarang kamu juga
Ada penelitian yang bilang bahwa pasangan yang lebih sering pamer kemesraan sebetulnya merasa hubungan mereka rentan. Mereka yang berbagi swafoto bersama, mengunggah story jalan-jalan ke tempat asyik, atau foto dua piring makanan. Di internet tampak asyik, tapi ketika bertemu mereka, kamu akan heran dan bertanya-tanya bagaimana bisa mereka bersama.
Aku juga akan berbagi kemesraan. Dan secepatnya hentikan berpikir, kamu benar. Kami pun bingung mengapa bisa bersama.
Aku mulai ngobrol dengan Prima lewat wassap tanggal 3 April 2019 jam setengah dua malam. Kami beberapa kali bertukar pesan lewat instagram sebelumnya. Waktu itu dia kirim pesan ke aku untuk ajak ketemuan di kafe yang ternyata sebelahan sama markas Golkar. Sambil memarkir motor, aku berpikir ada dua hal yang setidaknya masuk akal. Jangan-jangan dia anggota atau simpatisan partai. Ternyata dia bukan semuanya. Setelah ngobrol-ngobrol, aku menyesal karena menyingkirkan kemungkinan kalau dia bagian dari gerakan klandestin yang sedang bertugas memata-matai musuhnya.
Grafik di spanduk tulisan ini menunjukkan jumlah obrolan kami di wassap sejak April 2019 sampai Maret 2020. Tanggal berurutan dari kiri ke kanan. Panjang batang menunjukkan jumlah obrolan yang dikirimkan. Aku biru, Prima jambon. Kalau dilihat, semakin ke kanan, batang semakin pendek. Ada hari-hari tiada berbatang. Jika jumlah obrolan saja bisa membuat orang menilai sebuah hubungan, maka hubungan kami tampak seperti hubungan yang reput.
Oh my God what a God.
Data obrolan ini diambil dengan mengekspor dari aplikasi wassap. Ganti hape membuatku kehilangan riwayat obrolan. Jadi aku meminta Prima untuk ekspor obrolan dari hapenya, dan menggabungkannya dengan hasil eksporku. Di antara semua kenalanku, Prima satu-satunya yang bisa sangat marah ketika dia kehilangan sesuatu yang bisa diarsipkan. Proses penggabungan dua data itu agak rumit (buatku) karena format ekspor yang dihasilkan dari dua sistem operasi hape yang berbeda.
(γ£ββ‘β)γ£ β₯ ππ °π °ππ ½ππ ° π Ίππ Έπ β₯

Grafik di atas adalah bentuk lain dari grafik yang digunakan sebagai spanduk tulisan. Kami mulai berpacaran di bulan Agustus tahun lalu. Seperti yang bisa dilihat, bulan itu adalah saat di mana batang tumbuh paling tinggi.
Dari grafik itu juga dapat dilihat bahwa kecuali bulan April 2019, Edo mengirimkan lebih banyak pesan ke Prima tiap bulannya.
Bagaimana kamu menerjemahkan ini? Boleh memilih lebih dari satu jawaban, tinggalkan di kolom komentar.
a) Lho lho lho, Edo kok agresif ya ternyata.
b) Laaaaaaahhh, ini mah Prima pura-pura pasif keleus.
c) Prima tampak mengamalkan kebijaksanaan Lenin.
d) Wah, mulai nggak bergelora, kesempatan nih!!1!!!1!!
e) Kok kasihan ya lihat Edo.
f) Edo batangnya warna biru karena dia laki-laki.

Secara keseluruhan, ternyata aku mengirimkan dua ribu obrolan lebih banyak ketimbang Prima. Padahal kalau diingat-ingat, Prima lebih sering mengingatkan aku kalau ada apa-apa dan lebih sering menyapa karena dia mudah kangen.

Setelah menghitung jumlah kata keseluruhan, ternyata meski mengirim lebih banyak obrolan, aku mengirim lebih sedikit kata. Rata-rata hanya 3,37 kata tiap obrolan yang kukirim. Rata-rata jumlah kata di obrolan Prima 4,74. Aku membalas obrolan Prima dengan cara berantai, pendek tapi banyak.
Jumlah leksikon masing-masing juga ketahuan. Tapi data yang dipakai tak bersih benar, masih ada kata singkatan dan saltik yang dianggap sebagai kata yang unik. Wkwk atau wkwkwk atau wkwkkwk akan dianggap sebagai kata yang berbeda. Tapi dari situ saja sudah cukup membuatku malu karena perbendaharaan kata kami terpaut seribuan kata. (Ini PR besar buat Prima tentu saja.)
Baiklah, mungkin aku dan Prima punya gaya ngobrol yang berbeda di wassap. Lalu bagaimana jika ingin memeriksa siapa mendekati siapa, terutama sebelum di bulan Agustus? Siapa memburu siapa? Siapa memakai kacamata hitam mencari mangsa sambil bertanya-tanya?
Untuk memeriksa hal itu, mesti masuk ke dimensi atau rincian yang lebih detail daripada bulan, minggu, atau hari. Minimal, harus memeriksanya dalam dimensi sesi. Prima sudah lama bergelut di bidang media digital. Ketika kami sedang bersama, setiap jam dia selalu buka aplikasi Analytics di hapenya untuk mengecek lalu lintas situs tempatnya bekerja. Sesi tentu bukan hal yang asing. Dengan melihatnya dalam dimensi sesi, ada kemungkinan hal-hal lain entah apa akan ikut terlihat meski tak yakin ada gunanya atau tidak.
Menurut definisi di Analytics, sesi adalah kumpulan interaksi pengguna dengan situs dalam jangka waktu tertentu. Sebuah sesi akan berakhir jika tidak ada interaksi atau aktivitas susulan selama 30 menit setelah interaksi terakhir. Dalam pengertian aslinya, sebuah sesi yang berisi satu atau lebih interaksi hanya dimiliki oleh satu pengguna. Sesi dengan satu interaksi disebut pentalan.
Pendefinisian sesi akan sedikit berbeda dalam kasus ini karena yang berusaha dibangun adalah sesi obrolan. Satu sesi di sini bisa berisi lebih dari satu pengguna, dan interaksi yang dihitung adalah jumlah pesan. Waktu sebuah sesi berakhir dibuat 30 menit juga, karena acap kali ketika lebih lama dari itu dan pesan belum dibalas, sudah cukup membuat jengkel.
sessions <- chat %>
arrange(time) %>%
mutate(minutes_after_last = difftime(time, lag(time), units = "mins"), new_session_flag = is.na(lag(author)) | minutes_after_last > 30,session_seq_num = cumsum(new_session_flag)) %>%
group_by(session_seq_num) %>%
summarize(session_start_time = first(time), session_end_time = last(time), session_start_initiator = first(author), number_of_chat = n(), number_of_chat_edo = sum(author == "Edo"), number_of_chat_prima = sum(author == "Prima"), session_duration_minutes = as.numeric(difftime(last(time), first(time), units = "mins"))) %>%
mutate(session_last_time = lag(session_end_time), date = date(session_start_time), month = floor_date(as_date(session_start_time), "month")) %>%
group_by_all() %>%
summarise(session_interval = as.numeric(difftime(session_start_time, session_last_time, units = "mins"))) %>%
ungroup()
head(sessions)

Di wassap kami, tiap bulan ada sekitar 170 atau 180-an sesi. Jika dibagi 30, berarti tiap hari ada sekitar 5 sampai 6 sesi obrolan. Mungkin selamat pagi, berangkat kantor, istirahat siang, kangen sore, sudah sampai rumah, dan selamat tidur.
Grafik di atas juga menunjukkan ternyata bulan November dan seterusnya tak semengerikan grafik jumlah obrolan. Jadi mungkin kami baik-baik saja. Huft, fiuh.
β₯ π π°π°π π½π π° πΊπ πΈπ π»π°πΆπΈ β₯ α(Β΄Ϊ‘`α)

Jumlah obrolan yang makin berkurang, tapi sesi per bulan yang cenderung datar berarti jumlah obrolan per sesi yang makin sedikit. Sebelum Agustus, jumlah obrolan dalam tiap sesi lebih banyak. Sekitar 16 atau 17 obrolan per sesi. Setelah Agustus, jumlah jadi lebih berkurang.
Bagaimana kamu menerjemahkan ini? Boleh memilih lebih dari satu jawaban, tinggalkan di kolom komentar.
a) Ini kok kayak The Grand Budapest Hotel ya.
b) Ya oli, udah mulai bosan, ya
c) Jadi pelit chat tapi sering ketemu ini sih.
d) ΛuΙndΙ―ΗΙΉΗd ΙuΗΙΉΙΚ ΚuΔ±d ΙΚuΙuΙΚΙq ΙΙ―Δ±ΙΉd
e) Sama aja ini kayak yang di atas anj, reput.

Dari sini, aku bisa membaca bahwa di dua bulan awal kami mengobrol, Prima lebih sering memulai lebih dulu. Haha. Perasaan semacam senang muncul ketika melihat gambar ini. Tapi, di bulan-bulan setelahnya kecuali Agustus, aku lebih banyak memulai duluan. Hmm⦠Mungkin karena banyak ucapan selamat bla bla yang kukirim baru dibalas lebih dari 30 menit setelahnya? Mungkin karena Prima lebih sering menelepon daripada membalas obrolan?
Kalau begitu, berapa banyak pentalan? Siapa yang lebih sering tidak membalas obrolan? Pertanyaan ini menarik dijawab sepanjang, tentu saja, tidak menjadi bahan pertengkaran: Ternyata kamu sering gak balas bla bla bla.
Jumlah pentalan berdasarkan siapa yang memulai
Edo Β : 443
Prima: 287
Oke. Ada 443 sesi yang saya mulai, dan sesering itulah dia tidak membalas obrolan saya. Baik. Ini bahan bakar.